Untuk mempertahankan produktivitas pada ayam, para peternak harus mempertimbangkan kebutuhan air minum pada ayam. Semakin banyak populasi ayam, instalasi air dengan wadah yang baik akan mempengaruhi konsumsi air yang akan berdampak pada tingkat produksi, jumlah pakan, hingga kesehatan ayam. Terdapat dua sistem instalasi air minum pada ayam pedaging (broiler) maupun ayam petelur (layer), yakni Sistem Terbuka dan Sistem Tertutup dengan penjelasan seperti berikut:
1. Sistem Terbuka (Open System)
Pada sistem terbuka, instalasi air disajikan dalam wadah terbuka dengan tiga model wadah penyajian air minum. Ketiga model tersebut yaitu cup drinker, model galon dan automatic bell drinker. Pada instalasi model cup drinker digunakan untuk ayam yang berada dalam kandang. Cup drinker otomatis ini dapat diinstalasi pada wadah penampung seperti ember atau bentuk penampung lainnya. Bisa juga dipasang pada pipa paralon dengan model talang kotak atau pipa berbentuk setengah lingkaran yang terhubung langsung ke sumber atau tandon air.
Selanjutnya, ada instalasi model galon yang merupakan jenis alat minum yang banyak digunakan para peternak yang menggunakan sistem open house. Dengan berbagai macam ukuran volume galon yang bervariasi, alat ini bisa digunakan bersama oleh beberapa ekor ayam sekaligus.
Yang terakhir adalah instalasi model Automatic Bell Drinker atau disebut juga dengan Tempat Minum Otomatis (TMO). Sistem kerja air dilakukan secara otomatis, dengan menghentikan aliran air pada ketinggian permukaan air tertentu. Instalasi pada model ini yakni menghubungkan selang air dengan pipa penyalur air.
2. Sistem Tertutup (Closed System)
Pada sistem tertutup, air disajikan tertutup dan dikeluarkan dengan mekanisme tertentu yaitu dengan alat minum nipple drinker. Terdapat 2 perbedaan laju air minum pada sistem nipple drinker, yaitu high flow nipple drinker dan low flow nipple drinker.
High flow nipple drinker merupakan sistem alokasi air yang akan beroperasi sebanyak 80-90 ml/menit. Pada sistem ini, ujung nipple terlihat adanya manik-manik air yang dapat dilihat dengan mudah oleh ayam. Sementara di bagian bawah nipple terdapat cawan plastik untuk menangkap adanya kelebihan atau kebocoran air yang menetes ke bawah.
Sedangkan, Low flow nipple drinker beroperasi sebanyak 50-60 ml/menit. Perbedaan dengan model High Flow nipple drinker, model ini dapat dilihat dari ketiadaan cangkir penampung di bawah nipple.
Dengan berbagai jenis instalasi air minum untuk ayam tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan dari setiap mekanismenya. Penggunaan sistem terbuka dengan pipa paralon lebih memenuhi kebutuhan air minum pada ayam dibandingkan dengan penggunaan nipple drinker. Karena Indonesia memiliki iklim tropis, pada cuaca panas ayam akan minum lebih banyak dengan minat makan yang cenderung berkurang.
Namun perlu diperhatikan jumlah populasi yang dipelihara, apabila dalam jumlah populasi sedikit maka penggunaan sistem terbuka dengan paralon sangat baik, tetapi dalam jumlah populasi yang besar penggunaan tempat minum paralon tidak efisien dalam ketangakerjaan.
Tempat minum baik jenis sistem terbuka dengan pipa memanjang, model galon, model galon otomatis, maupun nipple drinker harus selalu berisi air, karena jika ayam kekurangan air maka akan berdampak buruk seperti kurangnya bobot ayam, meningkatkan angka sakit (morbidity), dan tingkat kematian yang akan menyebabkan gagal panen.
Untuk membantu instalasi pendistribusian air minum untuk ayam, Bagong Jaya menyediakan berbagai macam pipa PVC dengan ukuran yang bervariasi. Silahkan kontak Bagong Jaya untuk pemesanan pipa PVC dengan kualitas terbaik!